Rabu, 14 November 2012

HISTORY OF MY CITY "PALANGKA RAYA"

     Kota Palangka Raya kota sekaligus Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah (Center Of Borneo). Kota ini memiliki luas wilayah 2.678,51 km2 dan bependuduk sebanyak 220.223 jiwa. Kota Palangka Raya terdiri dari lima Kecamatan, yakni : Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Rakumpit.

Kota ini dibangun pada tahun 1957 dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan. Palangka Raya merupakan kota dengan luas wilayah terbesar di Indonesia. Sebagian wilayahnya masih berupa hutan lindung, termasuk hutang lindung, konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling.

Pada zaman kepemimpinan Soekarno, beliau ingin membuat sebuah Negar yang kuat dalam bidang militer (pertahanan) dan perdagangan. Maka dari itu Ir.Soekarno mempersiapkan Ibu Kota yang matang dari segi arsitekturnya dan tata letaknya. Dan Ir. Soekarno memilih Kota Palangka Raya untuk di jadikan ibu kota karena berada di titik tengah wilayah Indonesia. Ir. Soekarno membangun dari tata kota dari arah-arah jalan yang menuju ke titik tengah Kota dan titik tengah Indonesia. Pembangunan tata ruang kota palangkaraya diatur amat teliti, sampai sekarang tata ruang kota palangkaraya paling rapi di indonesia. Namun ketika Ir. Soekarno wafat dan digantikan oleh Soeharto semua pusat pemerintahan, perdagangan dan militer di pusatkan di pulau jawa.

Bundaran Besar di kota Palangka Raya merupakan titik tengah kota sekaligus titik tengah Indonesia. Semua jalan di Palangkaraya bermuara dan kembali lagi ke "Bundaran Besar". 

Di bundaran besar terdapat tugu dan patung berupa pelajar, pegai, masyarakat setempat (suku dayak) dan para Tentara Negara Indonesia (TNI). Dan di kelilingi beberapa patung burung Enggang yang merupakan burung khas kalimantan tengah dan sekarang menjadi salah satu satwa yang dilindungi. 

Bundaran besar menjadi pusat sentral kalimantan tengah  yang  mempunyai  empat  jalan  besar  dan   dua   anak   jalan yang merupakan tempat perkantoran kepemerintahan dan perdagangan di kota Palangka Raya. Tak jarang bahkan hampir setiap sore bundaran besar selalu di penuhi orang yang berolahraga entah bermain sepak bola atau joging, terlebih lagi setiap hari minggu wilayah bundaran di jadikan tempat car free day (hari bebas kendaraan bermotor.













1 komentar:

  1. salam kenal mas...
    saya tertarik dengan artikel HISTORY OF MY CITY "PALANGKA RAYA" tapi sayangnya tulisannya susah di baca sehingga membuat yang membaca pusing,.. baru baca sedikit, kepala sudah pusing...
    sekedar saran yahh... font untuk penulisan di dalam web maupun blog, itu sangat dianjurkan menggunakan huruf formal, yang umum, mudah di baca sehingga tidak melelahkan c/ Arial, Avangart, time news roman, helvetica dll...

    Wasalam,

    Hengky

    BalasHapus